Surat Panggilan Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Surabaya dalam kasus perburuhan antara Chief Editor Majalah Mossaik, Hendro D. Laksono vs Suara Surabaya Media diterima Hendro D. Laksono, Selasa (19/08/08) ini. Dalam surat itu, Disnaker Surabaya meminta pihak yang berselisih, Hendro dan Pimpinan Suara Surabaya, Soetojo Soekomiharjo untuk datang ke kantor Disnaker Surabaya Selasa (26/08/08) ini.
Uniknya, surat Disnaker bernomor 560 itu menuliskan "Sdr. Hendro D. Laksono, dkk", sebagai pihak ke-2 yang berselisih. "Ini yang membingungkan saya, mengapa Disnaker menilai saya dan kawan-kawan (diwakili dengan singkatan "dkk" yang tertulis dala surat itu), apakah ada kawan lain yang akan bernasib seperti saya," kata Hendro. Lebih jauh Hendro mengatakan, sebagai bagian dari upaya menghormati proses hukum, dia akan menghadiri undangan Disnaker tersebut.
Sementara itu, Athoillah dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Surabaya mengatakan, bersama Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Surabaya, pihaknya akan terus mengawal proses kasus perburuhan ini. Karena hal ini sekaligus menjadi upaya mengawal kasus perburuhan dengan adil sesuai hukum. "Kalau bukan buruh yang mengawal kasus ini, lalu siapa lagi, untuk itu kita harus mengikutinya, dan berharap ada keadilan di dalamnya," kata Athoillah.
Melalui surat itu Disnaker Surabaya menawarkan kepada dua pihak yang bersengketa untuk memilih dua solusi, Konsiliator atau Arbiter. Sesuai dengan pasal 4 ayat (3) Undang-undang No.2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (PPHI). "Apa pilihan Hendro, tetap kami dukung," kata Athoillah.
Sejak kasus sengketa perburuhan Hendro D. Laksono dan Suara Surabaya Media mencuat, AJI Surabaya mendapatkan berbagai dukungan dari dalam dan luar negeri, melalui email. Sebagian besar dari email itu meminta Hendro D. Laksono untuk menjaga energi, karena kasus perburuhan selalu berhadapan dengan berbagai kendala. "Yang paling parah adalah tidak adanya mainset dukungan terhadap buruh," tulis salah satu email itu.
Sebelumnya, Suara Surabaya Media juga mengirim surat ke Hendro perihal perpanjangan masa skorsing. Dalam surat yang ditandatangani oleh Direktur Umum Administrasi Rommy Febriansyah itu, Hendro yang seharusnya mulai bekerja kembali pada 19 Agustus 2008 ini, "dipaksa " untuk kembali menerima skorsing hingga ada proses penyelesaian mediasi dari Disnaker. "Apapun itu, Saya akan tetap menghormati rules of the game. Yang Saya khawatir, justru nasib teman-teman Saya yang sampai sekarang masih bekerja di sana (Suara Surabaya Media). Jangan sampai merasakan apa yang saya rasakan,.." kata Hendro.***
Berita Terbaru AJI Surabaya
Punya masukan untuk AJI Surabaya? Undangan, bahkan pengaduan pelanggaran etika anggota AJI Surabaya? Kirimkan melalui email di ajisurabaya@yahoo.com. Atau telp/fax di nomor 031.5035086. Semua masukan, kritik dll akan dimuat di blog ini. Tetap profesional dan independen!
Kamis, 21 Agustus 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Disclaimer
AJI Surabaya adalah organisasi yang berdiri di bawah AJI Indonesia di Jakarta. Organisasi profesi yang berbasis serikat pekerja ini berkonsentrasi pada kebebasan pers, kebebasan berekspresi dan profesionalitas jurnalis.
:: 2008, Allright reserved by AJI Surabaya
:: 2008, Allright reserved by AJI Surabaya
32 komentar:
Lawan Ndro! Biar perusahaan mau melihat buruh dengan sejajar!
Apa tidak lebih baik Mas Hendro mengajak bicara SS dulu, apakah semua tidak bisa dibicarakan?
"Apapun itu, Saya akan tetap menghormati rules of the game. Yang Saya khawatir, justru nasib teman-teman Saya yang sampai sekarang masih bekerja di sana (Suara Surabaya Media). Jangan sampai merasakan apa yang saya rasakan,.." kata Hendro.
Speechless
Tidak ada dukungan untuk buruh (jurnalis)? Kayakanya memang benar ya... ayo kita mulai dong. Mari jalan bareng untuk memperjuangan hak dan kewajiban. Teman teman yang bekerja di media massa (khususnya anggota maupun pengurus AJI) juga ikut menyiarkan kasus yang dialami Hendro. Berani?
Keep on Fighting, nDro..sambil nyanyi lagunya punya queen kesukaanmu itu loh..menang kalah itu masalah nanti..yang penting berjuang..
"Kalau selama ini saya diam, ini lebih banyak karena saya masih menghormati beberapa orang di sana. Seperti Errol Jonathans dan beberapa kawan di Mossaik. Kini kondisinya sudah berubah. Sulit bagi saya untuk diam. Kalah menang bukan persoalan. Karena melawan kesewenang-wenangan, itu sudah kemenangan" - ini juga kata hendro pada saya, dua hari yang lalu. God luck, aku mendukungmu! Digawekno demo ta?
maaf, nunut juga. mumpung temen lg onlen. pokoknya kami mendukungmu kawan! jaga energi biar tak lumpuh di tengah jalan.
rawe rawe rantas malang-malang putung. keep fight.jangan lupa tuk trs berdoa.. semoga semua mendapat barokah dan ridhonya... hidup buruh
rawe-rawe rantas malang-malang putung...kata simbah-simbah dulu. Artine kurang lebih ya terus lah berjuang .. terjang semua rintangan.....jangan menyerah untuk sebuah kehormatan ... salam.
tetap semangat ndro! pancene bener omonganmu....! ss sudah sakit!! khususnya beberapa pemimpin...!!! mas errol, masa anda diam saja????
Daripada mem-PHK HENDRO, SS sebaiknya mem-PHK TRIO BOROLO yg tidak punya manfaat!!!! HENDRO masih layak jadi ORANG MEDIA (sesuai visi dan misi SS), daripada TRIO BOROLO yg buta media, cuma pinter cari-cari PERKARA!!! Lihat saja. Gara-gara TRIO BOROLO sudah berapa orang hebat harus keluar. Digebuk dengan alasan LOYALITAS. Aneh!!! SKILL tetap nomor satu pak! Bukan LOYALITAS. SS itu punya prinsip kok aneh-aneh. Ya itu yang membuat TRIO BOROLO merajalela. Padahal mereka LOYAL juga belum tentu. Punya SKILL jelas tidak. Terus ngapain dipelihara??? BOROS TAUUUUUU!!!!
Nambah lagi. Buat mengenang kepergian orang-orang yang DIPAKSA MENINGGALKAN SS : http://kartunesia.blogspot.com/2007/07/obituary-sebuah-akal-sehat.html
[sorry mas hendro, link blog-mu tak taruh di sini. minimal hits-mu tambah akeh]
temen2 anggota AJI saya yakin berani menulis. Tapi apa perusahaan ybs berani menayangkan/ memuat?
Saya mengenal Suara Surabaya dalam program pelatihan di Surabaya. Namun, saya baru sadar, di balik nama besar dan profesionalitas Suara Surabaya, masih punya satu persoalan perburuhan. Saya berharap Pak Toyo dan Pak Erol bisa bijak dalam hal ini.
saya sebetulnya agak heran. gini. hendro mau di-sikat karena dituduh nyambi. terus bagaimana dg yg dilakukan beberapa petinggi dan senior lain di ss. yg nyambi jd mc, konsultan, bahkan jadi pemilik dan pengelola radio non ss media. aneh. aneh. aneh dan aneh...
anwargladiator@alumni.com
Hendro teman baik saya semasa masih di majalah kampus. Aku tahu betul kualitasnya. TOP BGT (top banget )deehhh !!!! Sebagai teman akrab yang sudah gak di tanah air, aku ikut prihatin dengan kasusnya. Dan mendukung penuh upaya yang dia lakukan. Teruskan perjuanganmu teman, dan jangan putus asa seandainya kau kalah. At least kamu sudah memperjuangkan yang menurutmu adalah hakmu. Way to go Boy !!!!
salut Ndroo... Berjuang membela hak dan keyakinan itu ibadah !!!!
Ngomong-ngomong.. trio borolo iku sopo rek? haha..
Kapitalisme memang berbicara. Untuk Manajemen SS, Jgn merasa perusahaan media Anda besar lantas sewenang-wenang (Eh besar gak sih? besar mana sama Jawa Pos grup, kompas, Mediaindonesia grup, MNC, dll hehe). Ingat Bung ada Tuhan.
Prihatin buat SS yg sangat kritis pada instansi pemerintah & layanan publik, tapi tidak kritis pada diri sendiri.
DISNAKER.. kok diam saja? apa juga takut sama SS? atau jgn-jgn...
Lha iyo "bocah bocah nakal " kuwi kok tego tenan marang kancane??
Jabatan wes iyo, kerjoane yo ngono wae "golek goro goro".
Allah Kang Moho Agung, Nyuwun Pitulungan-Mu. Paringi sadar "bocah bocah nakal"
Berjuang sambil berdo'a adalah wajib dilakukan ... kalah atau menang bukan masalah ... semangat - semangat ...
Wah.. wah...
Selamat Deh buat orang orang yang sudah melibatkan diri untuk menyingkirkan orang lain.
Hoe orang orang yang lupa, segera sadar, kalian juga orang yang masih meminta pekerjaan pada orang lain.
Jangan Sok.. Inget umur semakin menua.
doaku untuk teman2 yang berjuang, Hendro, AJI, LBH. Semoga sukses!
Menejer sing tandatangan iku jane mung pinter njilat. Bendino kerjone rokok an tur ongkang2 tapi dadi menejer. Singkat kata misal menejer2 ss media kui di lempar ke pasar bursa headhunter, tak jamin ga ada perusahaan yg mau pake, pasalnya mereka jd menejer karena dianggap LOYAL (baca:pinter njilat).
Mas Errol kok diem ae yo. Pdhl kan cm dia yg intelek dan manusiawi. Tp knp kok ga pernah bersuara kalo ada kasus2 kayak gini. Mas birom mana yaa.. Ayo mas komeno ben rame
mungkin ini waktu yang tepat kang...
hadapi itu kang...
aku tau yang kamu rasakan kang...
tau bgt rasanya...
ya ini hrs dihadapi...
mungkin ini bisa jadi torehan...sejarah...ato apapun itu...
tapi paling tidak qta sudah mencoba untuk mengajak berpikir pada 2 posisi yang sejajar...
bangga aku kang...
maaf aku tidak bisa sepertimu kang....
Ngomong-ngomong.. trio borolo iku sopo rek?
Aku gak setuju soal trio burulu (ini tulisan yg bener) burulu = bunali, wono kairun, lumut acaranya suzana. Itu karya yang dibalut bodoh, tapi sebenarnya cerdas. Trio burulu adalah acara yg lahir dari performa bodoh tapi cerdas dan itu tidak aku temui di trio borolo-nya SS :D
Lebih tepatnya mereka itu Para Sengkuni. Sengkuni adalah seorang tokoh antagonis dari wiracarita Mahabharata yang kerjaanya menghasut para raja, menebar berita bohong, fitnah, dan menawarkan logika-logika palsu.
Atau juga bisa disebut Lord Voldemort musuhnya Harry Potter yang digambarkan sebagai tokoh yang sangat jahat, kejam, licik, menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya.
Jelang Ramadhan Ndro.. semoga yang terbaik buat kamu...!! Selamat berjuang! Kami disini membantu dengan doa.
Dalam haditsnya Bukhari meriwatkan , dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda, “ Ada tiga doa yang tidak diragukan lagi akan dikabulkan, yaitu doa orang yang sedang safar (bepergian), doa orang tua terhadap anaknya, dan doa orang yang terzalimi.”
keep fighting bang! Biar tau rasa mereka semua yang jadi asu ajak di SS! Bener tuh kata si Anwar, kalo yang punya usaha sama seperti keluarganya pak Toyo yang juga ada di struktur SS gimana aturannya tuh? Hayo jelasin!!
Mas Errol jangan diem aja dong! Kalau dulu anda dikenal sebagai sosok intelektual yang amat mengerti kondisi karyawan, tapi kenapa sekarang kok tidak terlihat lagi yang seperti itu?
jurnalis juga buruh kan?? sayang cuma bisa ngasih dukungan doa
patih kini lebih memilih diam, meski baru saja dia melihat dengan penuh kepedihan atas hilangnya salah satu panglima perangnya.
patih sudah tak punya kehendak, melawan arus terjang pun jika dulu mampu kini harus menyerah dengan bertambahnya waktu.
Wah Bimbim, aku jadi bingung nih. Siapa si Patih yang kamu maksud? Kalau Patih Gajah Mada, kan tidak mungkin, wong Gajah Mada nggak pernah kerja di media radio. Apa mungkin Patih Sanggarwati,.. peragawati senior itu? :)
Siapapun patihnya, minumnya tetap tehbotol sosro.
salam
Iman
Posting Komentar